Para Ulama' Syafi'iyyah yang mengikuti madzhab Salaf dalam Aqidahnya (Al-Baghowi)



Al-Baghowi
     Pengarang kitab at-tahdzib dalam fikih syafi’i yang merupakan ringkasan dari cacatan gurunya yaitu al-qodhi husain, dan an-nawawi banyak menukil darinya dalam al-minhaj, majmu’, maupun roudhoh-nya.
     Dalam kesemua kitab-kitabnya menunjukkan bahwa beliau ber-manhaj salaf, beliau berkata dalam kitabnya “ syarhus sunnah”: Barang siapa ber-islam diatas jalan salaf, baginya sebuah kebaikan.
     Beliau menjelaskan tentang sebuah hadits mengandung tasybih: Jari jemari yang disebutkan dalam sebuah hadits adalah merupakan sifat dari sifat Alloh ‘azza wa jalla, begitu pula setiap yang datang dari al-kitab dan as-sunnah tentang sifat-sifat Alloh ta’ala, seperti nafs (jiwa), wajah, mata, tangan, kaki, mendatangkan, datang, turun ke langit dunia, ber-istiwa’ diatas ‘arsy, tertawa dan gembira.
     Beliau berkata: inilah sifat-sifat bagi Alloh yang datang dan diterima oleh kita, maka wajib bagi kita untuk mengimaninya, menjalankannya sesuai dzohirnya dan menjauhkannya dari ta’wil, menjauhi tasybih dan meyakini bahwa Alloh maha suci, tidak ada yang menyerupai sesuatu pun dari sifat-sifatNya terhadap sifat-sifat makhluq.
     Beliau berkata: Inilah yang dilalui oleh generasi terdahulu dari ummat ini dan para ‘ulama sunnah, mereka menerimanya semuanya dengan meng-imaninya dan pasrah, mereka menjauhkannya dari menyerupakannya maupun menta’wilkannya.
     Kemudian beliau berkata tentang ‘ilmu kalam: Para ‘ulama salaf dari kalangan ahlus sunnah telah menyepakati untuk melarang dari melakukan debat dan berselisih dalam masalah sifat Alloh, dan melarang dari menyelami ilmu kalam dan mempelajarinya.
     Inilah perkataan-perkataan beliau dalam syarhus sunnah-nya, yang didalamnya beliau banyak menukil dari perkataan al-khoththobi dalam ma’alim-nya, al-khoththobi lebih condong kepada kalam tapi kemudian oleh al-baghowi diseleksi dalam syarh-nya.